Tampilkan postingan dengan label bahasa jepang XII. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bahasa jepang XII. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 April 2012

kata kerja (bahasa Jepang XII)

perubahanja dalam kata kerlam bahasa jepang:
Kata kerja dalam bahasa jepang bisa mengalami banyak sekali perubahan bentuk dalam pemakaiannya. Cara merubahnya berdasarkan akhiran dari kata kerja tersebut. Di sini akan aku berikan beberapa contoh kata kerja tersebut berikut artinya. Mudah2an dengan melihat contoh ini bisa langsung mengerti.

Untuk contoh yang sekarang, kata kerja yang berakhiran RU dulu yah...

TABERU

tabemasu = memakan
tabemasen = tidak makan
tabemasn deshita = tidak makan ( lampau )
tabemashita = sudah makan
tabetai = ingin makan
tabetakunai = tidak ingin makan
tabete kudasai = silahkan makan
tabemasu ka = apakah kau makan?
tabete imasu = sedang makan
tabete miru = mencoba makan
tabete mimasen = tidak mencoba makan
tabete mitai = ingin mencoba makan


NERU
nemasu = tidur
nemasen = tidak tidur
nemasen deshita = tidak tidur ( lampau )
nemashita = sudah tidur
netai = ingin tidur
netakunai = tidak ingin tidur
nete kudasai = tidurlah
nemasu ka ? = apakah kau tidur?
nete imasu = sedang tidur
nete miru = mencoba tidur
nete mimasen = tidak mencoba tidur
nete mitai = ingin mencoba tidur

Pemakaian Bentuk Kata Kerja - Verb Bahasa Jepang

① [bentuk -masu]
bentuk -masu + mashou:
- robi- de yasumimashou = mari kita beristirahat di lobi

bentuk -masu + masenka:
- isshoni depa-to e ikimasenka = mau pergi ke toko bersama-sama?

bentuk -masu + tai desu:
- gohan o tabetai desu = saya ingin makan nasi

bentuk -masu + ni ikimasu:- namba e kamera o kaini ikimasu = pergi ke Nanba untuk membeli kamera

bentuk -masu + mashou ka:
- takusi- o yobimashou ka = apakah (saya) panggilkan taksi (untuk anda)?

② [bentuk -te]
bentuk -te + kudasai:
- sumimasen ga, jisyo o kashite kudasai = maaf, tolong pinjamkan kamus

bentuk -te + imasu:
- ima ame ga futte imasu = hujan sedang turun

bentuk -te + mo ii desu:
- tabako o suttemo ii desu ka = bolehkah saya merokok?

bentuk -te + kara, ~:
- shigoto ga owatte kara, sugu uchi e kaerimasu = setelah selesai bekerja, langsung kembali ke rumah

bentuk -te, bentuk -te, ~:
- asa okite, gohan o tabete, kaisha e ikimasu = bangun, sarapan, kemudian pergi ke kantor

bentuk -te + agemasu:
- watashi no kasa o kashite agemasu = (saya) pinjamkan payung saya (untuk anda)

bentuk -te + moraimasu:
- suzuki-san ni nihon-go o oshiete moraimashita = saya diajarkan bahasa jepang oleh ibu Suzuku

bentuk -te + kuremasu:
- kanai ga shashin o okutte kuremashita = isteri saya mengirimkan foto untuk saya

③ [bentuk -nai]

bentuk -nai + nai de kudasai:- koujyou no naka de shashin o toranai de kudasai = harap jangan mengambil foto di dalam pabrik

bentuk -nai + nakereba narimasen:
- 11-ji made ni ryou e kaeranakereba narimasen = sebelum jam 11 harus pulang ke asrama

bentuk -nai + nakute mo ii desu:
- mainichi repo-to o dasanakute mo ii desu = tidak perlu mengajukan laporan setiap hari

④ [bentuk kamus]
bentuk kamus + koto ga dekimasu:
- nihon-go o hanasu koto ga dekimasu = dapat berbicara bahasa Jepang

bentuk kamus + koto desu:
- watashi no shumi wa eiga o miru koto desu = kegemaran saya adalah menonton film

bentuk kamus + mae ni, ~:
- bangohan o taberu mae ni, shawa- o abimasu = sebelum makan malam, mandi (shower)

⑤ [bentuk -ta]
bentuk -ta + koto ga arimasu:
- oosaka e itta koto ga arimasu = pernah pergi ke osaka

bentuk -ta + ri, bentuk -ta + ri shimasu:
- nichiyoubi sentakushitari, shoujishitari shimasu = mencuci (pakaian), membersihkan (kamar) dan sebagainya pada hari Minggu

⑥ [bentuk biasa]
bentuk biasa + to omoimasu:
- ashita ame ga furu to omoimasu = saya kira besok akan hujan
- nihon wa mono ga takai to omoimasu = saya kira harga barang Jepang mahal
- nihon wa koutsuu ga benrida to omoimasu = saya kira lalu lintas Jepang praktis

bentuk biasa + to iimasu:
- katou-san wa ashita kaisha e kuru to iimasu = Pak Kato mengatakan bahwa besok ia akan datang ke kantor

Untuk kategori berikut:
K. Kerja bentuk biasa + deshou
K. Sifat i
+ bentuk biasa + deshou
K. Sifat na (tanpa da)
bentuk biasa + deshou
K. Benda
(tanpa da) bentuk biasa + deshou
- doyoubi ryou de pa-ti- ga aru deshou = pada hari Sabtu yang akan datang diadakan pesta di asrama, bukan?
- fujisan ga kirei deshou = Gunung Fuji indah, bukan?

K. Kerja bentuk biasa + K. Benda:
- kore wa tanaka-san ga totta shashin desu = ini adalah potret yang diambil sdr. Tanaka
- boushi o kabutte iru hito wa ari-san desu = orang yang memakai topi adalah sdr. Ari

⑦ [bentuk biasa + toki]
K. Kerja bentuk biasa + toki:- gaikoku e iku toki, pasupo-to ga irimasu = waktu pergi ke luar negeri, paspor diperlukan
K. Sifat i, ~i + toki:- samui toki, se-ta- o kimasu = apabila udara dingin, mengenakan baju hangat
K. Sifat na, ~na + toki:- hima na toki, terebi o mimasu = waktu senggang, (saya) menonton televisi
K. Benda, ~no + toki:- gakusei no toki, yoku suki- ni ikimashita = waktu mahasiswa, saya sering pergi bermain ski

[bentuk biasa lampau + ra, ~]
- moshi ashita ame ga futtara, pikunikku ni ikimasen = kalau besok hujan, tidak pergi piknik
- yasukattara, kamera o kaitai desu = kalau murah, ingin membeli kamera
- ashita ii tenki dattara, dekakemasu = kalau besok cuacanya bagus, akan pergi

[bentuk ~te + mo]
K. Kerja bentuk ~te + mo:
- suicchi o iretemo, kikai ga ugokimasen = meskipun memasang saklar, mesin tidak mau berjalan

K. Sifat i, ~kute + mo:
- ikura takakutemo, kuruma o kaitaidesu = meskipun sangat mahal, saya ingin membeli mobil

K. Benda atau K. Sifat na, ~de + mo:
- ame demo, ryokou ni ikimasu = meskipun hujan, kami akan berdarma wisata

[bentuk kamus + to]K. Kerja bentuk kamus + to:
- kono botan o osuto, kikai ga tomarimasu = kalau tekan tombol ini, mesin akan berhenti
- nihon-go ga wakaranaito, koujyou de komarimasu = kalau tidak mengerti bahasa Jepang, pergi ke pabrik akan kesulitan


cara menulis dan mengucapkan dengan huruf kanji (bahasa Jepang XII)


Ucapan Tionghoa (on'yomi)

On'yomi (音読み?) atau ucapan Tionghoa adalah cara membaca aksara kanji mengikuti cara membaca orang Tionghoa sewaktu karakter tersebut diperkenalkan di Jepang. Pengucapan karakter kanji menurut bunyi bahasa Tionghoa bergantung kepada zaman ketika karakter tersebut diperkenalkan di Jepang. Akibatnya, sebagian besar karakter kanji memiliki lebih dari satu on'yomi. Kanji juga dikenal orang Jepang secara bertahap dan tidak langsung dilakukan pembakuan.
On'yomi dibagi menjadi 4 jenis:
  • Go-on (呉音?, "ucapan Wu") adalah cara pengucapan dari daerah Wu di bagian selatan zaman Enam Dinasti Tiongkok. Walaupun tidak pernah ditemukan bukti-bukti, ucapan Wu diperkirakan dibawa masuk ke Jepang melalui Semenanjung Korea dari abad ke-5 hingga abad ke-6. Ucapan Wu diperkirakan berasal dari cara membaca literatur agama Buddha yang diwariskan secara turun temurun sebelum diketahui cara membaca Kan-on (ucapan Han). Semuanya cara pengucapan sebelum Kan-on digolongkan sebagai Go-on walaupun mungkin saja berbeda zaman dan asal-usulnya bukan dari daerah Wu.
  • Kan-on (漢音?, "ucapan Han") adalah cara pengucapan seperti dipelajari dari zaman Nara hingga zaman Heian oleh utusan Jepang ke Dinasti Tang dan biksu yang belajar ke Tiongkok. Secara khusus, cara pengucapan yang ditiru adalah cara pengucapan orang Chang'an.
  • Tō-on (唐音?, "ucapan Tang") adalah cara pengucapan karakter seperti dipelajari oleh biksu Zen antara zaman Kamakura dan zaman Muromachi yang belajar ke Dinasti Song, dan perdagangan dengan Tiongkok.
  • Kan'yō-on (慣用音?, "ucapan populer") adalah cara pengucapan on'yomi yang salah (tidak ada dalam bahasa Tionghoa), tapi telah diterima sebagai kelaziman.
Kanji Arti Go-on Kan-on Tō-on Kan'yō-on
terang myō (明星 myōjō) mei (明暗 meian) (min)* (明国 minkoku)
pergi gyō (行列 gyōretsu) (行動 kōdō) (an)* (行灯 andon)
ibu kota kyō (京都 Kyōto) kei (京阪 Keihan) kin (南京 Nankin)
biru, hijau shō (緑青 rokushō) sei (青春 seishun) chin (青島 Chintao) -
murni shō (清浄 shōjō) sei (清潔 seiketsu) (shin)* (清国 Shinkoku)
mengirim (shu)* (shu)* yu (運輸 un-yu)[3]
tidur (men)* (ben)* min (睡眠 suimin) [4]
1) Garis horizontal digambar dari kiri ke kanan
Sebagai contoh, pada kanji (san, tiga) seluruh guratannya digambar dari kiri ke kanan:
urutan menulis kanji san (三)Arah menggambar garis horizontal
2) Garis vertikal digambar dari atas ke bawah
Sebagai contoh, pada kanji (kawa, sungai) semua guratannya adalah dari atas ke bawah:
Urutan menulis kawa (川)Cara menggambar guratan vertikal
Contoh tambahan dan perkecualian
Sayangnya tidak semua guratan sesederhana yang di atas. Ada yang berbelok tajam di tengah-tengah, dan ada juga yang miring. Pada intinya, kita berusaha sebisa mungkin melindungi kedua aturan di atas. Di sini akan diberikan beberapa contohnya.
Untuk guratan ke-2 kanji (kuchi, mulut), tentu arah yang paling alami adalah dari kiri ke kanan dan selanjutnya meluncur ke bawah. Kalau kamu memilih kebalikannya, maka kamu akan melanggar aturan 1 dan 2 sekaligus. Lihat ilustrasi benarnya berikut:

Hal yang sama berlaku untuk bentuk serupa di kanji-kanji seperti (guratan 2) dan (guratan 2 dan 6).
Untuk guratan ke-3 kanji (kawaru, menggantikan), arah yang benar adalah dari kiri ke kanan. Mungkin ini seakan-akan melanggar aturan 2 karena kita bergerak dari bawah ke atas, namun karena garis tersebut lebih mendekati garis horizontal (一) ketimbang vertikal (|), maka yang menang adalah aturan 1:

Perhatikan bahwa guratan ini adalah guratan yang lurus, dalam artian tidak ada lengkungan sama sekali. Hal yang sama berlaku untuk kanji seperti (guratan 3).
Untuk guratan ke-3 kanji (bun, kalimat/tulisan), bentuknya sudah cukup miring (ノ) sehingga dia dianggap vertikal dan yang menang adalah aturan menggambar dari atas ke bawah:

Hal yang sama berlaku untuk misalnya (guratan 1 dan 5), (guratan 1 dan 3), (guratan 3), dan (guratan 1).
Perhatikan bahwa pada (ke, rambut) dan (te, tangan), guratan pertama dianggap vertikal sehingga digambar dari atas ke bawah, sedang guratan kedua dan ketiga dianggap horizontal sehingga digambar dari kiri ke kanan. Poin penting di sini adalah pada guratan pertama tersebut bentuknya cukup melengkung, sedangkan guratan kedua dan ketiga adalah garis lurus. Guratan pertama pada (watashi, saya) juga bentuknya melengkung ke atas sehingga aturan yang diutamakan adalah menggambar dari atas ke bawah.
Perkecualian yang bisa saya pikirkan untuk semua panduan yang telah dibahas di atas hanyalah guratan ke-2 pada bentuk radikal es (冫) dan guratan ke-3 pada bentuk radikal air (氵). Walaupun orientasinya sudah cukup miring untuk dianggap vertikal (berarti seharusnya dari atas ke bawah), dia digambar dari kiri ke kanan agar seakan-akan menjadi cermin bagi cara menggambar guratan sebelumnya.

budaya jepang (bahasa jepang XII)

Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :

Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.

Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

Sejarah

Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.

Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.

Tiga matsuri terbesar

* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)
* Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei)

Matsuri yang terkenal sejak dulu

Daerah Tohoku

* Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)
* Kantō Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)
* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai, bulan Agustus)

Daerah Kanto

* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
* Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo, bulan Mei)
* Sannō Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni)

Daerah Chubu

* Owarafū no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)
* Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).
* Takayama Matsuri (kota Takayama, Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)
* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur Gifu, bulan April)

Daerah Kinki

* Aoi Matsuri (Kyoto, bulan Mei)
* Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)
* Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)
* Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
* Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)
* Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)
* Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai "Tiga Matsuri Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka, bulan Juni-Juli)

Daerah Chugoku dan Shikoku

* Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)
* Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus)

Daerah Kyushu

* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, bulan Juli)
* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)
* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, bulan November)

Pengertian lain

Dalam bahasa Jepang, kata "matsuri" juga berarti festival dan aksara kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai, sehingga dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai (festival hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival yang diadakan oleh universitas).

Shimin Matsuri adalah sebutan untuk matsuri yang diselenggarakan pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan maksud untuk menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan dengan institusi keagamaan.

Festival dan Matsuri yang lain


* Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)
* Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)
* YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)
* Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)
* Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)
* Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
* Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)
* Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)
* Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustu





Default Origami

Origami
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.

Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.

Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.

Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.

Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.