Perkembangan Ideologi dan Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Perkembangan
nasionalisme di Indonesia mencapai titik kemajuan sejak berdirinya
organisasi Budi Utomo tahun 1908. Jika kita memetakan perkembangan
nasionalisme Indonesia sejak Budi Utomo hingga kemerdekaan, akan
diperoleh karakteristik periode perkembangan sebagai berikut :
1. Periode awal perkembangan. Pada periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Beberapa organisasi dan gerakan yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo Sarekat dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
2. Periode Nasionalisme Politik. Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia telah mulai menyinggung bidang politik untuk kemerdekaan Indonesia. Beberapa organisasi dan gerakan yang muncul pada periode ini adalah Indisce Partij dan Gerakan Pemuda.
3. Periode Radikal. Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditunjukkan untuk mencapai kemerdekaan. Beberapa organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah perhimpunan Indonesia, PKI, dan PNI.
4. Periode bertahan. Dalam periode ini gerakan nasionalisme di Indonesia lebih moderat dan penuh pertimbangan. Pada peride ini, di warnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi Belanda, Beberapa organisasi dan gerakan yang berkembang dalam periode adalah Parindra, Gerindo, GAPI, dan Fraksi Nasional.
Budi Utomo
Organisasi
Budi Utomo berdiri atas inisiatif Mas Ngabehi Wahidin Soedirohosoedo
yang ingin meningkatkan martabat bangsanya melalui kegiatan pengajaran.
Pada tahun 1906 ia bertemu dan berdiskusi dengan para pelajar STOVIA di
Jakarta. Dari ide Wahidin Soedirohosoedo inilah, pada 20 Mei 1908, para
pelajar STOVIA mendirikan perkumpulan yang diberi nama Budi Utomo.
Soetmo dipilih sebagai ketuanya. Hari lahirnya Budi Utomo di peringati
oleh bangsa Indonesia sebagai hari kebangkitan Nasional.
Sarekat Islam
Sarekat
Islam awalnya bernama Serekat Dagang Islam yang didirikan oleh H.
Samanhudi pada 1911 di Surakarta. Sarekat Dagang Islam mengalami
perkembangan yang pesat setelah di pimpin Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
Dalam sebuah pidatonya, H. O. s. Tjokroaminoto menegaskan bahwa tujuan
SI adalah memperkuat basis ekonomi kaum pribumi agar mampu bersaing dan
membebaskan ketergantungan ekonomi dari bangsa asing.
Muhammadiyah
Salah
satu organisasi sosial Islam yang cukup penting di Indonesia adalah
Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada 18 November
1912 oleh Kya Haji Ahmad Dahlan. Mulai tahun 1920, Muhammadiyah mulai
meluaskan sayapnya ke daerah–daerah di pulau jawa. Pada tahun 1921,
melebur lagi sampai ke luar jawa. Pada tahun 1927, cabang-cabang baru
berdiri di Bengkulu, Banjarmasin, dan Amuntai, pada tahun 1929, cabang
baru di bentuk di Aceh dan Ujung Pandang (Makasar). Kegiatan utama
cabang-cabang itu adalah di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Antara tahun 1920 – 1925, Muhammadiyah giat mendirikan sekolah-sekolah
pada tahun 1923, didirikan Majelis Pimpinan Pengajaran Muhammadiyah
dengan ketua M. Joyosugito.
Indisce Partij
Organisasi
yang mendukung gagasan revolusioner ini adalah Indische Partij.
Organisasi ini berdiri pada 25 Desember 1912, pencetus organiasi ini
ialah E.F.E. Douwes Dekker, yang juga terkenal dengan nama danuadirja
setyabuddhin. Melalui karangan-karangannya di majah Het Tijdschrift dan De Express, ia
melancarkan propagandanya mengenai program “Hindia” untuk setiap
gerakan politik yang sehat. Tujuan propaganda tersebut adalah
menyadarkan golongan Indo dan penduduk bumiputera bahwa masa deoan
mereka sedang terancam dengan adanya bahaya eksploitasi kolonial. Douwes
dekker mengadakan perjalanan propaganda ke pulau Jawa antara 15
September -3 Oktober 1912. dalam perjalannayanya tersebut ia bertemu
dengan Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Ketiga tokoh
ini atau lebih dikenal dengan sebuah “Tiga serangakai” kemudian sepakat
bergabung dalam indische partij yang didirakn pada tanggal 25 Desember
1912.
Tujuan organisasi Indische Partij adalah membangun patriotisme semua “Indisce” terhadap tanah air yang telah memberi kehidupan pada mereka. Menjelang perayaan 100 Tahun kemerdekaan Belanda, Indisce Partij membentuk Komite yang dienal dengan nama “Komite Bumiputera” Komite itu bermaksud mengirimkan telegram kepada Ratu Belanda Tentang pencabutan pasal III RR (Reglement op het Beleidedder Regeering) tentang dibentuknya Majelis perwakilan rakyat yang Sejati dan ketegasan akan adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan. Selanjutnya, indische Partij bergenti nama partai Insulinde. Azasnya adalah “Membina semangat persatuan bangsa”. Seluruh anggotanya ditekankan untuk menyebut dirinya “Indiers” (Orang lokal atau Indonesia). Pada tahun 1919, Insulinde berganti nama menjadi Nationaal indische Partij (NIP) dalam perkembangan, NIP tidak mempunyai pengaruh yang cukup terhadap rakyat Indonesia. Bahkan NIP hanyamerupakan perkumpulan orang-orangterpelajar.
Gerakan Pemuda
Salah satu aspek dari gerakan pemuda yang kecenderungan untuk bertolak dari suatu kerangka solidaritas yang lebih terbatas seperti Jawa, Sumatra, atau Sulawesi. Melalui pertemuan-pertemuan di asrama serta tulisan-tulisan di majalah dan surat kabar.
Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Paham
Marxisme masuk ke Indonesia di bawa oleh Sheeviletpada 1913. Ia lalu
mendirikan ISDV dan melakukan kerja sama dengan organisasi yang telah
lebih dulu ada , seperti SI . Dengan taktik intilitrasi, ISDV mampu
mempengaruhi anggota SI pada akhirnya SI terpecah menjadi dua. Pada 23
Mei 1920, nama ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia. Selanjutnya ,
pada Desember , Partai Komunis Hindia berubah menjadi Partai Komunis
Indonesia ( PKI ). PKI. Semakin kuat dan berhasil menjadi salah satu
pertai besar , dan merencanakan gerakan yang dikenal sebagai
pemberontakan PKI 1926. Namun pemberontakan ini dapat di padamkan.
Perhimpunan Indonesia
Pada
awal abad ke-20, banyak putra Indonesia yang mendapat kesempatan untuk
belajar ke Belanda. Pemuda Indonesia di Belanda mendirikan organisasi
yang bernama Indische Vereeniging. Azas dari organisasi ini adalah :
1. Indonesia ingin menentukan nasib sendiri;
2. Bangsa Indonesia mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri ;
3. Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.
Pada
tahun 1924, organisasi ini berbaganti menjadi Indonesische Vereeniging.
Perubahan nama tersebut memiliki arti strategi yang menampilkan
identitas bangsa Indonesia, sikap politik PI pun berubah dari
kooperatif. PI tumbuh menjadi organisasi nasional dan anti kolonial. PI
juga mengikuti banyak kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
international, kegiatan-kegiatan PI ternyata mendapat pengawasan dari
pemerintah Belanda. Mereka di tuduh akan melakukan makar, tetapi vonis
pengadilan membebaskan mereka. Dalam perkembangannya, para mahasiswa
meminta para alumninya untuk kembali ke Indonesia dan mempengaruhi,
bahkan mengambil alih kepemimpinan organisasi-organisasi pergerakan di
Indonesia sehingga sejalan dengan ide-ide perjuangan Perhimpunan
Indonesia.
Partai Nasional Indonesia
Pada
4 Juli 1927, atas inisiatif Algemeenestudie Club, diadakan rapat
pendirian Perserikatan Nasional. Sasaran pokoknya adalah Indonesia
merdeka. Sifat perjuangannya adalah nonkooperatif.
Ada
dua macam cara yang dilakukan PNI untuk memperkuat diri dan memperbesar
pengaruhnya dalam masyarakat. Pertama adalah ke dalam. Yakni mengadakan
usaha kursuskursus, mendirikan sekolah-sekolah, bank-bank, dan
sebagainya. Kedua adalah keluar, yakni mengadakan rapat-rapat umum dan
menerbitkan surat kabar (Persatoean Indonesia di Jakarta dan Banteng
Priangan di Bandung ). Pada April 1931, PNI dibubarkan. Beberapa
anggotanya kemudian mendirikan pratindo(Partai Indonesia) pada 1Mei 1931
dengan ketuanya Sartono. NMUN, Moh.hatta yang tidak setuju dengan
pembubaran PNI enggan bergabung dengan Pertindo. Moh. Hatta, Sultan
Syahrir, dan kawan-kawan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.
Gerakan Wanita
Kondisi
wanita pada awal abad ke -19 masih sangat terbelakang. Gerakan
emansipasi wanita dipelopori oleh R.A. Kartini. Arti emansipasi adalah
keinginan untuk mendapat persamaan hak dengan kaum laki-laki. Pada
mulanya, gerakan mereka merupakan bagian dari organisasi lokal
kedaerahan atau keagamaan. Namun, pada perkembangannya, tumbuh
organisasi-organisasi perempuan yang berdiri sendiri. Organisasi wanita
tidak hanya ada di jakarta dan kota besar di beberapa kota luar pulau
jawa. Dalam perjalannya, organisasi wanita ini ada juga yang besifat
non-kooperatif. Gagasan yang dimiliki oleh kaum wanita juga dituangkan
dalam surat kabar dan majalah perempuan.
Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
Dalam
suatu rapat yang berlangsung di Bandung pada 17-18 Desember 1927,
dicapai kesepakatan antara wakil-wakil dari PSI, BU, Pasundan, Jong
Sumatranen Bond, Pemuda Betawi, dan kelompok studi Indonesia untuk
membentuk federasi partai politik. Federasi itu bernama Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Partai Politik Indonesia (PPPKI). PPPKI
mengadakan kongres 1 di Surabaya. Para wakil politik berharap bahwa
kongres tersebut merupakan permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan
yang dibahas dalam kongres, antara lain mengenai masalah pendidikan
nasional dan lain-lain.
Dalam
kongres PPPKI kedua di Solo, 25 – 27 Desember 1929, benih perpecahan
semakin terlihat, terutama perbedaan pandangan terhadap istilah
“kebangsaan”. Hal ini disebabkan dengan istilah itu seolah-olah
tergabung dalam PPPKI hanya golongan nasionalis. Sementara, menurut
Soekano dan Tjokoaminoto, istilah “kebangsaan” bukan berarti nasionalis,
melainkan nasional.
Kongres Pemuda
Kongres
Pemuda berlangsung di Jakarta pada 30 April-2 Mei 1926. Kongres ini
bertujuan membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan
kebangsaan,dan mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan. Kongres pemuda 1menerima dan mengakui cita-cita persatuan
Indonesia.
Kongres Pemuda ke-2 diadakan pada 26-28 Oktober 1928. Kongres ini merupakan puncak
integrasi ideologi nasional dan menjadi peristiwa nasional. Para
peserta yang hadir mengucapkan sumpah setia Satu Nusa, Satu Bangsa dan
Satu Bahasa, Indonesia. Rumusan Sumpah Pemuda tidak lain adalah bentuk dari identitas nasional. Rumusan itu menjadi simbol persatuan dalam menggalang kekuatan untuk menghadapi kekuatan kolonial.
Parindra
Di Surabaya, terdapat sebuah kelompok studi Indonesia yang berperan dalam pergerakan nasional. Tujuan organisasi ini adalah penghapusan penderitaan rakyat melalui kegiatan
ekonomi, sosial, dan Politik.Tahun 1930, kelompok ini berganti nama
jadi persatuan Bangsa Indonesia dan pada 1932, bersama Budi Utomo,
Serikat Celebes dan beberapa organisasi lain melebur dari menjadi Partai
Indonesia Raya.
GAPI
Pada
21 Mei 1939, di jakarta, berhasil didirikan organisasi Gabungan Politik
Indonesia (GAPI). Keberhasilan ini diperoleh setelah diadakan
pendekatan dan perundingan dengan partai-partai dan
organisasi-osrganisasi. Anggaran Dasar GAPI menegaskan berdasarkan
hak untuk menentukan diri sensiri persatuan nasional dari seluruh
bangsa. Dalam kongres pertama pada 4Juli 1939, GAPI bersemboyan
“Indonesia berpalemen” dan pada 1940, GAPI menuntut diadakannya
perubahan ketatanegaraandi indoneisa. Dibentuklah komisi penyelidik
untuk perubahan ketatanegaraan dikenal sebagai komisi Visman.Namun,
tidak ada sambutan baik dari Volksraad atau GAPI. Untuk itu, dibentuk
suatu panitia untuk menyusun bentuk dan susunan ketatanegaraan. Hasilnya
dibacakan di Gedung Ruad Van Indie.
0 komentar:
Posting Komentar