unsur intrinsik drama menurut para ahli
Unsur Intrinsik Drama
Unsur-unsur
intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat
ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Adapun unsur-unsur
intrisik drama yaitu.
1) Tema
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41).
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41).
Tema
drama harus disesuaikan dengan penonton. Jika drama ditujukan kepada
pelajar, maka tema ceritanya juga harus sarat dengan pendidikan. Jangan
sampai tema yang disajikan justru menjerumuskan pelajar sebagai penonton
pada hal-hal yang tidak edukatif.
2) Alur Cerita (Plot)
Plot
atau alur adalah pola dasar dari kejadian-kejadian yang membangun aksi
yang penting dalam sebuah drama. Plot drama harus dibangun mulai dari
awal, lalu terdapat kemajuan-kemajuan, dan penyelesaian masalah yang
diberikan kepada penonton. Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian
memengaruhi kejadian yang lain dan mengapa orang-orang yang ada di
dalamnya berlaku seperti itu (Suban, 2009: 79).
Somad dkk. (2008:149) menjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.
a) Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui dialog-dialog pelaku.
b) Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.
c) Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah mencapai puncaknya dalam cerita.
d) Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat diselesaikan.
e) Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku utama.
3) Latar Cerita (Setting)
Lutters
(2006: 56) menjelaskan bahwa setting cerita adalah lokasi tempat cerita
ini ingin ditempatkan atau diwadahi. Setting dibagi menjadi dua, yaitu
media/ tempat dan budaya.
4) Penokohan
Penokohan/ karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/ kepribadian pelaku utama. Lutters (2006: 81) membagi tokoh/ peran menurut sifatnya dalam tiga hal berikut.
Penokohan/ karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/ kepribadian pelaku utama. Lutters (2006: 81) membagi tokoh/ peran menurut sifatnya dalam tiga hal berikut.
a) Peran Protagonis
Peran
protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam
kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang
disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi
penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu
tokoh yang menentukan gerak adegan.
b) Peran Antagonis
Peran
antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah
peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran
ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis.
Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau
antipasti penonton.
c) Peran Tritagonis
Peran
tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun
antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh
sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral.
Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya. Peran ini termasuk
peran pembantu utama.
Suban (2009:68) membagi karakter menjadi tiga bagian menurut kedudukannya dalam cerita.
· Karakter Utama (Main Character)
Karakter
utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa
dan menjadi pusat perhatian pemirsa. Karakter ini juga paling banyak
aksinya dalam cerita.
· Karakter Pendukung (Secondary Character)
Karakter
pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang
memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung
bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai
orang keparcayaan karakter utama.
· Karakter Figuran (Incedental Character)
Karakter
ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka serin
disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering
tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif.
Biasanya mereka digunakan dalam adegan- adegan kolosal dan keramaian.
Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam
pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau petugas di pom
bensin.
5) Amanat
Amanat
adalah pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton atau
penikmat drama. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka seiring
dengan temanya, drama harus memberikan amanat yang bersifat edukatif.
Selain itu, cerita dalam drama harus dapat menambah pengetahuan yang
positif bagi siswa.
6) Tokoh
Menurut Wiyanto (2002:29)
yang dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang
yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa
cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud
binatang atau benda yang diinsankan.Berdasarkan fungsi tokoh dalam
cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh
bawahan.
a) Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu
· Tokoh
sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang
membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai pisitif.
· Tokoh
sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan
perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan
nilai-nilai negatif.
b) Tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu
· Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh sentral (protagonis atau antagonis).
· Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
· Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
c) Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
· Tokoh
datar/sederhana/pipih. Yaitu tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari
satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali
berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun,
kancil, film animasi).
· Tokoh
bulat/komplek/bundar. Yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya
diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak.
7) Sudut pandang
Sudut
pandang adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut
pandang ini tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari
atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan
mengambil suatu posisi tertentu.
a) Sudut
pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata
ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam
cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b) Sudut
pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti
orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai
titik berat cerita.
c) Sudut
pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak
seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah
laku tokoh
0 komentar:
Posting Komentar